
Jika artikan Dzulhijjah terdiri dari dua kata yani “Dzu” (yang mempunyai) dan “Hijjah” (tujuan) dari kata Hajji. Di bulan ini seluruh manusia di penjuru dunia sedang melakukan ritual mulia yaitu ibadah haji di tanah suci Mekah. Sehingga dikatakan bulannya orang berhaji atau juga dikatakan orang-orang yang mempunyai tujuan. Dengan sampainya kita pada bulan ini, bulan dimana orang-orang mencapai tujuannya yakni menuju Allah di tanah suci Mekah hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka kita sebagai umat muslim yang sadar bahwa kita hidup di dunia ini hanya sebentar sudah semestinya kita menata kembali diri kita. Apa tujuan hidup kita?. Jika kita belum memiliki kesempatan mengunjungi tanah para Nabi yang mulia itu, maka setidaknya kita mengapresiasi bulan Dzulhijjah ini dengan menjadi orang yang jelas. Orang yang memiliki tujuan hidup jelas. Pasca idul qurban dimana umat Islam saling berbagi kepada sesama melalui hewan qurban yang kita salurkan kepada tetangga dan orang-orang yang lebih membutuhkan hendaknya kita menjadikan hal ini sebagai dasaran kita menyongsong hari esok dan menjadikannya lebih baik, lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah, berbuat baik kepada tetangga, mengajak anak kita, suami kita, istri kita, saudara-saudara kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Kita refresh kembali hidup kita agar senantiasa penuh dengan visi-visi yang terencana dan tidak keluar dari ranah seorang hamba kepada Tuhannya.
Mari kita tengok lagi peta hidup yang sudah kita buat beberapa waktu kebelakang. Bagaimana perjalanan hidup kita setahun lalu. Bagaimana sholat kita, bagaimana puasa kita, bagaimana sedekah kita. Semoga dengan kembali melihat peta hidup yang sudah kita lukis selama ini akan membuat kita tersadar dan segera tergugah untuk lebih mengenal-Nya, lebih mencintai-Nya, lebih memperhatikan ibadah kita, kita tambah dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya seperti puasa dan sedekah yang istiqomah. Insya Allah segala sesuatu yang istiqomah, walau sekecil apapun akan menjadi barokah yang tak ternilai bahkan melebihi karomah pawa wali. Wallahu a’lam bishowab.