Pesma Baitul Hikmah

Ngaji Bareng Habib Husein dan Habib Hamzah

PESMA NEWS – Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah mendapatkan kesempatan yang sangat luar biasa yaitu dengan hadirnya Habib Husein bin Hamid Alathas dan Habib Ir. Hamzah Atthas Alathas BA. Bertepatan pada Sabtu, (9/10) di Aula Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah, para santri mendapatkan ilmu serta ijazah dari kedua cucu Rasulullah SAW tersebut.

Pada kesempatan itu, Habib Husein menjelaskan bagaimana kebenaran al-Qur’an. Sebelum Rasulullah SAW mendapatkan wahyu pada umur 40 tahun, Rasulullah belum mampu memberikan petunjuk bagi ummatnya. Namun, setelah Rasulullah SAW mendapatkan wahyu, beliau mampu membawa kaumnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang atau Islam.

Dalam Q.S Ibrohim, Allah SWT mengawali surat itu dengan lafadz الۤرٰ, yang dikenal dengan istilah al-Muqottho’. Dalam menafsirkan ayat al-Muqottho’ sebagian ulama memiliki perbedaan pendapat. Di antara sebagian ulama menafsirkan bahwa ayat tersebut merupakan ayat yang hanya diketahui oleh Allah SWT saja maksud dan artinya. Namun yang jadi pertanyaannya ialah al-Qur’an diturunkan untuk Allah atau untuk manusia. Jadi tafsir tersebut kurang pada tempatnya karena al-Qur’an ditujukan untuk manusia sebagai pembimbing atau penerang.

Namun, pendapat lain menyebutkan setelah adanya ayat al Muqottho’ tersebut Allah SWT selalu menunjuk kepada al-Qur’an. Sebagai contoh Q.S Ibrohim ayat 1, Q.S Yasin ayat 1-2, Q.S al-Baqarah ayat 1-2, dan sebagainya. Oleh karena itu, para ulama menyimpulkan bahwasannya ayat tersebut mengisyaratkan akan tantangan Allah SWT kepada manusia yang meragukan al-Qur’an yang datang dari sisi Allah SWT.

Jika ayat tersebut mampu dihasilkan oleh manusia yang tidak menguasai baca dan tulis, maka bisa dipastikan bangsa Arab yang pada saat itu mayoritas sebagai ahli sastra akan lebih bisa mengungguli keindahan ayat tersebut atau minimal sama.  Namun sampai saat ini tidak ada satu pun orang yang tampil untuk menandingi keindahan al-Qur’an.

“Ini merupakan bukti akan kebenaran al-Qur’an,” tambahnya.

Habib Husein melanjutkan, dalam Q.S. al-‘Ashr ayat pertama menunjukkan pada manusia bahwa tidak ada sesuatu yang tetap. Muda akan menjadi tua dan hidup pasti akan mati. Waktu tergantung bagaimana seorang manusia memanfaatkannya karena waktu pasti akan berakhir.

“Apakah nanti kita masuk ke dalam surga selamanya atau neraka selamanya,” lanjut Habib Huesin.

Sesungguhnya, sambung Habib Husein, waktu dan umur dari Allah SWT merupakan benar-benar ancaman bagi manusia. Ayat tersebut menunjukkan kepada manusia bahwa umur, harta, jodoh, dan sebagainya merupakan sesuatu yang tidak akan ada selamanya, namun hanya sebagai permainan.

Dalam ayat kedua, Iman merupakan pangkal dari seluruh kehidupan manusia, sedangkan yang lainnya merupakan cabang. Orang yang beriman bukan hanya menyemayamkan Allah SWT sebagai Tuhan dan Rasul SAW sebagai utusan-Nya, tetapi juga yang menggelorakan imannya dalam kehidupan.

Habib Husein menjelaskan, dalam ayat selanjutnya, Iman harus diperjuangkan secara bersama-sama. Sebagai seorang manusia, ada kalanya imannya kuat, namun ada juga masa lemahnya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan satu sama lain dalam memperkuat iman. Bersatu dalam Islam dan Iman ialah syarat kemenangan karena iblis juga saling bahu membahu dalam menyesatkan umat manusia.

“Banyak umat Islam yang berdebat dalam hal fiqih yang merupakan ibadaha ritual, namun sedikit dari mereka yang menyerapi apa itu iman,” tambahnya.

Kegiatan itu diakhiri dengan penegasan kembali oleh Habib Hamzah agar selalu menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam. Karena dengan al-Qur’an manusia akan berjaya di dalam hidupnya. Habib Hamzah juga memberikan ijazah Surat al-Fatihah  kepada Ustadz dan santri Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah. (Najib/Nuri)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *